Perkenalkan namaku Rizki. Familiar ya? Benar,aku si penangguh kasus horor GB 2 kala itu. Kali ini aku kembali ingin membagikan ceritaku bertemu makhluk tak kasat mata itu. Singkatnya, hari itu gerimis. Aku mengendarai sepeda motor dari kampus menuju rumah. Seperti yang kalian ketahui, jarak rumahku ke kampus lumayan jauh dan sedangkan saat itu sudah menunjukan pukul 5 sore. Mau tidak mau aku harus pulang agar tidak kesorean tiba di rumah.
Saat itu, aku memilih untuk tidak lewat jalan pantai, dikarenakan cuaca yang sedang gerimis dan juga hari sudah mulai gelap. Aku memutuskan lewat jalan lintas biasa yang banyak melewati lampu lalu lintas. Saat dilampu lalu lintas pertama, lalu lintas didekat simpang kampung bali, Disana ada sebuah rumah deretan steam motor. Rumah itu terbuat dari kayu dan sudah tidak berpenghuni sepertinya. Aku yang memang sudah lama tidak ke kampus jadi tidak tahu kalau rumah itu sudah kosong dan bahkan rumput disekitar halaman sudah panjang. Disamping rumah itu arah agak ke atas ada sebuah kios, disampingnya ada rumah dan didepannya ada ayunan besi. Aku melihat ada seorang perempuan tengah duduk sambil bermain ayunan dan tangannya menampung air hujan. Tak ambil pusing aku terus menancap gas agar cepat tiba di rumah.
Tiba di lampu merah kedua, lampu merah depan PLN aku kembali melihat perempuan tadi diayunan dekat cafe sebelah kanan jalan. Aku sudah mulai merasa aneh, dan ku pastikan ini bukan manusia. Aku abaikan saja karena sudah tahu kalau itu bukan manusia. Setelah lampu hijau aku kembali menancap gas lebih kencang karena hujan semakin lebat. Setelah sampai dilampu merah simpang jam, aku tidak berhenti karena belok kiri langsung. Dibelokan itu jika kalian tahu ada belokan lagi menuju SMA, aku masuk lewat situ agar tidak kena lampu lalu lintas lagi. Jalan disana memang gelap karena tidak ada lampu jalan. Suasana juga makin horor karena hujan turun dengan lebat disini. Aku berhenti sebentar tepat didepan SMA, untuk memakai mantel hujan ku. Saat tengah memakai mantel, aku kembali melihat perempuan itu lagi diayunan didalam gedung perpustakaan didepanku. Entah sejak kapan ada ayunan didalam perpustakaan itu.
Jujur aku merasa takut karena sudah lumayan lama aku tidak bertemu makhluk-makhluk seperti ini. Ku percepat memakai mantel dan langsung melanjutkan perjalanan. Jika kalian tahu, dari jalan tadi akan tembus ke lampu lalu lintas simpang skip namanya. Disana Alhamdulillah tidak ada bangunan yang bisa ditaruh ayunan. Aku juga tidak mau menengok ke kiri kanan lagi. Mataku hanya fokus ke depan. Akan tetapi, memang dasar mata ini ingin melihatnya akhirnya aku menatap dengan fokus ke apotek diseberang. Ada ayunan disana dan ada perempuan itu lagi.
"Ah kacau" pikirku. Perempuan itu rupanya terus mengikuti dan tetap konsisten dengan duduknya disana.
Setelah lampu berubah hijau aku melanjutkan lagi perjalanan menuju rumah. Kali ini aku tidak menemukan lampu lalu lintas lagi. Akan tetapi aku melewati sebuah lapangan basket yang cukup besar dan ada sedikit ruang untuk taman disana. Seingatku tidak ada ayunan disana, hanya ada tribun kecil untuk orang melihat pertandingan
basket, dan benar saja perempuan itu disana lagi.
*
Singkat cerita aku sudah tiba di area lingkungan rumahku.
"Assalamualaikum" aku masuk ke dalam rumah.
"Udah pulang kamu dek? Mandi langsung biar gak sakit kepala" itu suara ibuku dari luar kamar.
"Iya Bu, bentar" jawabku dari dalam.
Aku membereskan semua perlengkapan dari tas kuliah hingga tertidur karena sedikit lelah.
"Dek itu temanmu nunggu diluar, keluar dulu ajak masuk kasih handuk kasian basah itu" samar-samar ibu memanggil
Cukup heran, karena aku tidak punya janji dengan teman-teman kalau mereka akan datang kerumah.
"Mana Bu orangnya?" Tanyaku ke ibu.
Tapi tak ada sahutan dari ibuku. Buru-buru ku tutup pintu dan masuk ke dalam kamar lagi.
"Jadi tadi temannya diajak masuk?" Kembali ibuku mengetik pintu kamar dan bertanya.
Aku keluar dan menemui ibuku.
"Gak ada orang diluar bu, lagian teman adek kalau mau main pasti chat dulu dan rata-rata kan ibu kenal teman adek" jawabku.
"Lah tadi siapa jadinya? Memang belum pernah ke rumah kayaknya, ibu juga gak kenal" jawab ibuku dan kemudian kembali ke dapur.
Aku masih bertanya-tanya siapakah yang bertamu. Aku yakin bukan teman kuliah karena mereka termasuk jarang main ke rumah, kalau ke rumah pun pasti aku yang mengajak dari kampus.
*
Malam ini aku dan temanku mencoba hangout, berlibur sebentar saja dan membawa keponakanku. Rencananya ingin disekitar komplek saja,
Sesampainya disana aku menyuruh keponakanku dan Septi duduk membelakangi rumah 2 tingkat diseberang lapangan karena aku sudah melihat poci duduk ayunan lantai 2 rumah itu.
Aku terus mengajak mereka bercerita dan tidak mengizinkan keponakanku untuk menengok kebelakang, karena keponakan ini juga peka terhadap makhluk sama sepertiku.
Tapi entah bagaimana tiba-tiba keponakanku menangis minta pulang. Aku dan Septi berusaha menenangkannya dulu baru kami bawa pulang, karena tidak lucu kami bawa dia dimotor dalam keadaan menangis.
Setelah dia agak tenang ku tanyai.
"Kenapa nun?" Tanyaku.
"Ada Ayuk dibelakang Muora" jawabnya.
Aku baru sadar dan melihat kebelakang mereka ada wanita yang diayunan itu didekat bak sampah, dia tengah berdiri menghadap ke arah poci yang masih setia diayunan.
Buru-buru ku ajak mereka pergi meninggalkan tempat ini.
Sampai saat ini aku tidak tahu siapa perempuan itu dan kenapa mengikuti ku. Tapi sekarang dia sudah tidak pernah muncul lagi. Dan sampai sekarang juga keponakanku tidak pernah berani membuka mata kalau lewat lapangan basket ini.
Sekian ceritaku kali ini.
0 Komentar