Sumber: www.rantiang.com |
Halo sobat Ilook! Hmm, hari ini ada artikel baru apa ya dari Ilook website? Kali ini Ilook website akan menyuguhkan artikel super menarik nih guys! Penasaran? Yuk langsung simak artikelnya di bawah ini.
Pernah dengar pro dan kontranya dari sang organisatoris dengan akademisi? Bahasan yang menarik ya, bahkan di dunia perkuliahan tak bisa lepas dari kedua kata tersebut. Ada beberapa hal yang membuat keduanya menjadi bahan perdebatan, biasanya karena memang mereka mengunggulkan satu sama lain. Kalau kalian pilih yang mana, jadi anak organisasi atau fokus di akademik?
1. Organisasi
Sumber: Redaksi Ilook |
Organisasi menjadi wadah bagi setiap kalangan, terkhusus bagi para mahasiswa yang memiliki banyak waktu untuk bisa tergabung di dalamnya. Organisasi yang diikuti tentunya memiliki beberapa target dan tujuan, seperti kita bisa menambah pergaulan, mengembangkan skill yang dimiliki, meningkatkan kemampuan komunikasi, sekaligus menjadi pengalaman sebelum akhirnya terjun bebas pada kenyataan dunia.
Kenyataan dunia? Kenapa ya? Dengan berorganisasi setidaknya kita sudah mempersiapkan diri melalui cerita dan pengalaman dari banyak orang. Bagi manusia introvert, bergabung dalam sebuah organisasi itu perlu. Biarpun perlu waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya, si introvert ini perlahan bisa mengubah mindset dan kepribadiannya ketika sudah berorganisasi.
Uniknya, dengan berorganisasi kita jauh lebih fresh jika dibandingkan dengan menatap buku, jurnal, ataupun berpusing-pusing dengan materi kuliah. Organisasi juga menjadi pembelajaran untuk setiap anggotanya, namun dalam versi lebih menyenangkan, kita pun mendapatkan penyegaran suasana sekaligus refreshing pikiran sejenak.
Karena berorganisasi tidak perlu terdikte oleh siapapun, kita bebas untuk menyampaikan aspirasi, mengerjakan sesuatu hal yang berkaitan dengan organisasi tersebut, belajar mengemban amanah, bertanggung jawab, serta belajar menjadi pemimpin yang baik.
2. Akademik
Sumber: www.dakwatuna.com |
Pernah dengar kalau si penikmat akademik ini lebih sering disebut sebagai “kutu buku” yang kerjaannya cuma bolak-balik perpustakaan, alat optik, dan toko photocopy. Tak hanya itu, biasanya orang lain akan tergugah untuk membicarakan sosok akademik ini karena bisa dilihat langsung dari perawakannya. “Cupu, culun! Lo terlalu polos, biasa aja, hidup lo flat! Lo cuma di dikte sama kata-kata dari buku”
Eits! Tidak semua begitu ya. Si akademik pasti punya alasan dan target nya sendiri untuk menghapus mindset orang lain terhadapnya. Baca buku, searching jurnal, sampai pembuatan karya ilmiah itu sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Rasanya sehari tanpa belajar, otaknya langsung tumpul enggak bisa mikir.
Mereka yang setiap hari harus punya pengetahuan baru tidak ingin membuang waktunya hanya untuk berkeliaran diluar sana. Sering terkesan “pelit ilmu” karena mereka menganut paham “ilmu itu mahal” dengan segala perjuangan untuk bisa mendapatkannya. Seorang akademik ini terbiasa mandiri, mereka lebih baik berpikir dan bekerja sendiri daripada harus berdebat untuk membuat keputusan. Hal tersebut hanya membuang waktunya saja, karena tak perlu berimajinasi yang mereka inginkan hanyalah teoritis, realita, idealis, serta praktisi langsung. Intinya, tidak ingin berbasa-basi.
Tak hanya lewat tulisan, mereka juga tak jarang untuk mengedepankan pendapat namun lengkap dengan bahasa ilmiahnya. Biarpun kadang terkesan baku, tapi beginilah cara mereka untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Manusia ekstrovert sangat jarang menganut kepribadian ini, mereka mungkin bisa saja stress karena rutinitas membosankan tanpa ada waktu untuk bisa berkumpul atau bercengkrama dengan orang lain. Intinya, akademik terkesan menjalani rutinitas dengan terjadwal.
Nah itu tadi perbedaan dari organisasi dan akademik, kalian tim yang mana? Ataukah balance terhadap keduanya? Menjadi organisatoris dan akademik? Wah! Ini juga menarik ya, menjalani dunia perkuliahan dengan seimbang. Antara organisasi yang diikuti dan akademik yang dikerjakan punya porsi yang sama. Mahasiswa yang seperti ini juga banyak lho kita temukan di kampus, artinya mereka bisa memanage waktu dengan baik ya. Suatu waktu menjalani hari di sekretariat dan satu lagi di laboratorium atau kelas belajar.
Intinya, dimanapun kamu tetap lakukan yang terbaik ya teman-teman. Semangat, untuk semua mahasiswa/i Indonesia! (AKF)
0 Komentar