Sumber: langgam.id |
Virus Corona atau COVID-19 inilah yang jadi biang keladinya nih! Semua pasti sudah familiar banget sama nama virus yang satu ini. Yap, benar! Kasus pertama nya berasal dari Wuhan-China pada Desember 2019. Dikutip dari Halodoc. 11 juta penduduk Kota Wuhan Tiongkok dibuat panik setelah banyak orang jatuh sakit sesudah berkunjung ke pasar seafood Huanan, anehnya lagi jumlah korban semakin banyak bahkan yang tidak pergi ke pasar juga ikut terkena.
Mengapa bisa terjadi? Virus ini bisa menyebar dengan cepat hingga menimbulkan kematian. Sobat Ilook harus mengenal gejala awal yang ditunjukkan, jika seseorang terkena serangan virus ini— Dilansir dari CNN Indonesia, gejala yang ditunjukkan oleh pengidap COVID-19 diantaranya gejala demam, batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, hemoptisis, dan diare. COVID-19 ini strukturnya mirip dengan SARS yakni dua virus berbagi sekitar 80 persen genom. Hingga Jumat (13/3) lebih dari 125 ribu orang terinfeksi Corona secara global dan tercatat 4600 orang di seluruh dunia meninggal. Gawat kan?!
Lalu, bagaimana di Indonesia? Dikutip CNN Indonesia, sejak Minggu (15/3) angka positif Corona ini sudah mencapai angka 117 orang. Tentunya ini sudah menjadi momok ketakutan bagi Negara dan warga Indonesia. Eits! Tapi jangan khawatir, kita bisa kok menjadi penyelamat Indonesia dari COVID-19.
Hah? Virus mematikan itu, bisa dilawan? Pakai apa, pakai jurus seribu bayanganya Naruto, atau kita kagebunshin aja biar cepat kelar semuanya. Haduh, ngawur!
Nah, Ilook Unib tentu tidak hanya membahas fenomenanya dong. Ilook Unib juga sudah merangkum apa sajakah yang bisa dilakukan untuk melawan si COVID-19 itu. Scroll terus ke bawah yuk!
1. Stay At Home (tetap di rumah) selama 2 pekan
“HAH?! LAMA BANGET! Lama banget diem-dieman di rumah, gue ga bisa nih
lama-lama membusuk di rumah, MAU KETEMUAN SAMA PACAR!”
Hmm, kerasa lama banget ya 2 pekan? Kenapa juga harus 2 pekan? Karena masa inkubasi virus selama 1-14 hari (rata-rata 5 hari), ketika seseorang melakukan kontak dengan apapun yang bisa menginfeksikannya dengan virus maka harus ditunggu hingga 14 hari, jika tidak terjadi apa-apa maka mereka aman. Ingat! Selama 14 hari itu, memotong rantai penularan, jadi tahankan diri kalian untuk tidak berpergian dulu kalau memang tidak penting/perlu banget ya guys.
“gawat bro corona! Kaga usah nongkrong di warkop deh, nge war di rumah masing-masing ye”
“batalin semua lomba PUBG gan, ini serius mak gue udah ngomel-ngomel karena corona!”
2. Gunakan Masker
Tidak harus pakai
masker berlapis emas untuk melindungi diri dari COVID-19, jangan
juga menyetok seluruh masker sehingga orang lain kesulitan untuk mencari masker
untuk kebutuhan yang sedang genting saat ini. Masker digunakan pada keperluan
penting, seperlunya, jika berada di keramaian, atau dapat mengurangi rantai
penularan baik itu penyakit biasa hingga mematikan seperti COVID-19 ini.
“dari mana Mat?”
“dari mana Mat?”
“ke
Alfa, beli masker”
“gila
borong nih”
“iya,
lagi diskon nih. Ada yang chocolate, aloevera, ini nih yang gue paling suka
yang wangi vanilla jadi pas make berasa minum susu”
“sialan! Bukan masker itu yang gue maksud!”
3. Jarak Sosial
Beberapa instansi memang sudah menyarankan untuk
tidak keluar rumah selama 2 pekan. Sistem pendidikan yang diliburkan juga
diganti dengan pembelajaran online dengan harapan masih tetap bisa melakukan
aktivitas belajar mengajar walaupun tidak harus bertatap muka.
Bagaimana dengan pelaksanaan wisuda? Beberapa universitas menunda pelaksanaan wisuda karena kekhawatiran pada wabah corona ini, termasuk Universitas Bengkulu. Takutnya ada keluarga wisudawan yang berdatangan dari luar kota Bengkulu dan jumlah wisudawan juga banyak, sehingga memang harus lockdown. Apa mungkin waktu pelaksanaan wisuda biar gak terkena virus corona para wisudawan menggunakan atribut kayak astronot gitu? Gak lucu ya, niatnya mau style banget saat wisuda, berdandan ria bagi yang perempuan, dan tampil kece bagi laki-laki. Hmmm, sudahlah, akibat corona ribuan wisudawan/i merana akibat tertundanya wisuda.
"Kenapa sih, corona datengnya disaat deket-deket mau wisuda?"
Jangan bersedih ya guys, buat yang tertunda wisudanya. Kalian tetap dapat ijazah dan hak lainnya kok, hanya saja pelaksanaan upacara wisudanya bergeser ke periode selanjutnya. Jangan berpikir satu sisi aja, karena corona, upacara wisuda tertunda. Tapi, pikirkan bahwa dengan cara itu bisa menyelamatkan kita dari terjaring virus corona.
Lalu bagaimana dengan perusahaan atau kantor yang masih tetap bekerja? Pasti ada! Namun tidak perlu khawatir, karena hal ini dikenal dengan sebutan “Jarak Sosial”—melakukan semua aktivitas dengan jarak. Panduan ini diambil dari poster SIPEF (Societe Internationale de Plantation et de Finance). Waduh, agak ribet sih tapi ini semua demi melawan si Corona! Bagi kalian yang belum bisa dapat jatah libur bisa ikuti beberapa cara ini:
“enggak cuma hubungan yang berjarak ya, sekarang emang gara-gara Corona kita semua harus LDRan”
“dih sejak kapan sih gue punya hubungan sama elo” – yang ngomong duluan tadi langsung melankolis
Bagaimana dengan pelaksanaan wisuda? Beberapa universitas menunda pelaksanaan wisuda karena kekhawatiran pada wabah corona ini, termasuk Universitas Bengkulu. Takutnya ada keluarga wisudawan yang berdatangan dari luar kota Bengkulu dan jumlah wisudawan juga banyak, sehingga memang harus lockdown. Apa mungkin waktu pelaksanaan wisuda biar gak terkena virus corona para wisudawan menggunakan atribut kayak astronot gitu? Gak lucu ya, niatnya mau style banget saat wisuda, berdandan ria bagi yang perempuan, dan tampil kece bagi laki-laki. Hmmm, sudahlah, akibat corona ribuan wisudawan/i merana akibat tertundanya wisuda.
"Kenapa sih, corona datengnya disaat deket-deket mau wisuda?"
"Gue udah buat seragam keluarga, udah booking makeup sama studio nih, huaaa gimanaaa?"
"Ya ampuuun, keluarga tujuh turunanku udah siap mau dateng ke wisudaku April ini"
"Udah bela-belain ngejar wisuda April, taunya Agustus juga wisudanya. Etdah."
"Aku mau nenangin diri sekalian liburan deh, pergi ke China, kan wisudanya masih lama, Agustus."
Jangan bersedih ya guys, buat yang tertunda wisudanya. Kalian tetap dapat ijazah dan hak lainnya kok, hanya saja pelaksanaan upacara wisudanya bergeser ke periode selanjutnya. Jangan berpikir satu sisi aja, karena corona, upacara wisuda tertunda. Tapi, pikirkan bahwa dengan cara itu bisa menyelamatkan kita dari terjaring virus corona.
Lalu bagaimana dengan perusahaan atau kantor yang masih tetap bekerja? Pasti ada! Namun tidak perlu khawatir, karena hal ini dikenal dengan sebutan “Jarak Sosial”—melakukan semua aktivitas dengan jarak. Panduan ini diambil dari poster SIPEF (Societe Internationale de Plantation et de Finance). Waduh, agak ribet sih tapi ini semua demi melawan si Corona! Bagi kalian yang belum bisa dapat jatah libur bisa ikuti beberapa cara ini:
- Hindari pertemuan langsung dengan intensitas sering, kurangi hal tersebut dengan melakukan pembicaraan menggunakan perangkat online (telepon, email, konferensi online) bahkan jika berada di gedung yang sama.
- Jika diharuskan untuk bertemu/bertatap muka (rapat, seminar, pertemuan penting) tidak disarankan untuk duduk berdekatan dan hindari kontak fisik.
- Semua perjalanan ke luar kota/negeri jika hal tersebut tidak terlalu penting, batalkan!
- Atur jarak bila mungkin 2 meter di suatu tempat (rest area, kantin, dekat mesin fotokopi, tempat biasa sering bersosialisasi).
- Bawa makan atau bekal sendiri, dan dimakan sendiri--
- Hindari menyentuh benda yang sudah disentuh oleh orang lain, dan tidak banyak memegang benda atau alat-alat di sekitar.
“enggak cuma hubungan yang berjarak ya, sekarang emang gara-gara Corona kita semua harus LDRan”
“dih sejak kapan sih gue punya hubungan sama elo” – yang ngomong duluan tadi langsung melankolis
4. Cuci Tangan
Mencuci tangan setelah melakukan berbagai
aktivitas, rutin lakukan hal tersebut juga walaupun sedang berada di dalam
rumah. Mencuci tangan dengan sabun dan air serta mencuci tangan dengan benar selama
20 detik sudah cukup untuk mencegah virus berkembang.
“dari mane lu?”
“dari mane lu?”
“maen
game Mak”
“cuci
tangan lu!” – on the way cuci tangan
“dari
mane lu?”
“abis
makan Mak”
“cuci
tangan lu, sekalian piring di belakang ye”—on the way cuci tangan pt.2
Pokoknya, kalau papasan sama emak gue mesti cuci
tangan terus sampai handwash ganti merk 3 kali seminggu
5. Emergency Condition
Kondisi darurat yang dimaksudkan, apabila
diantara kalian merasa ada gejala yang sama dengan penderita COVID-19 ini.
Eits! Jangan asal tebak dan terka ya, untuk jelasnya kalian bisa tanyakan
langsung pada dokter, jelaskan apa yang dirasakan sehingga tidak asal ditangani
oleh pihak rumah sakit nantinya.
“halo, ada yang bisa saya bantu?”
“halo, ada yang bisa saya bantu?”
“iya
dok, jadi beberapa hari ini saya mengalami beberapa gejala aneh dalam diri
saya”
“hmm,
boleh tahu gejala yang seperti apa mas?”
“dada
saya sesak kalau lihat orang lain makan bareng, perasaan saya sedih kalau lihat
temen jalan sama pacarnya, terus tangan saya sering kram karena sudah lama
enggak digandeng, dan kalau kep----“
“sudah tidak perlu dilanjutkan ya mas, saya tahu
mas jomblo”
Melalui fenomena COVID-19, kita jadi harus lebih
mawas diri dan meningkatkan antisipasi agar tidak masuk kedalam circlenya si
biang keladi ini. Jangan hanya dibaca ya guys! Mulai dari sekarang kita harus
ikuti serangkaian perlawanan untuk pencegahan COVID-19! Seluruh tim Ilook Unib
mendoakan agar semuanya sehat, serta kondisi dunia segera pulih. (Akf & Tms)
0 Komentar